LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
PT BUDI JAYA MOBILINDO
JL. Cimanuk no. 303 Tlp/Fax
(0262)232505/232808 – GARUT
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mengikuti Sidang Prakerin
Tahun Ajaran 2014 – 2015
DISUSUN OLEH :
NAMA : Arif Firmansyah
NIS : 121310318
KELAS : XII – TKR 2
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA GARUT
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 GARUT
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
Jalan Suherman No. 90 PO BOX 103 Telp. /Fax.
0262 – 233141 Garut
Email : smknegeri2garut@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr.
Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji dan syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat atas segala limpahan karunia
ruang dan waktu sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan laporan praktik kerja
industri di PT Budi Jaya Mobilindo dengan baik.
Penyusunan laporan praktik kerja Industri ini berdasarkan
pengetahuan yang saya peroleh selama melakukan prakerin di PT Budi Jaya
Mobilindo serta berdasarkan keterangan dari pembimbing dan para staf di lingkungan
kerja yang dengan ikhlas telah memberikan kontribusi bagi saya sehingga Laporan
ini dapat terselesaikan.
Saya ucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Drs. H. Aban Suryana, MSi sebagai Kepala SMK Negeri 2 Garut
2.
Bapak Drs.Gusti Gunawan S.Pd selaku ketua Pelaksana Prakerin
3.
Bapak Nando
Susanto S.Pd. sebagai ketua program
Teknik Kendaraan Ringan.
4.
Bapak Drs. Encep Mashur selaku pembimbing pra sidang.
5.
Bapak Endjang
Sudirman sebagai kepala bengkel PT Budi Jaya Mobilindo
6.
Gaga Ridwan selaku Pembimbing Prakerin di PT Budi Jaya Mobilindo,
7.
Pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan laporan ini.
Akhir
kata, semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan saya harap laporan ini dapat menambah wawasan
serta pengetahuan bagi kita semua. Amiin.
Garut, 10
Oktober 2014
Penulis,
|
Arif Firmansyah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran
agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Salah ssatu usaha dalam melaksanakan pendidikan adalah adanya sekolah, dan dalam hal ini adalah SMK.
Sekolah Menengah Kejuruan adalah
sebuah Lembaga Pendidikan Menengah Atas, yang memiliki kegiatan-kegiatan di
bidang pendidikan yang mengarah kepada keterampilan dan penguasaan ilmu
pengetahuan di bidang kejuruan yang bertujuan agar siswa dapat memiliki
keterampilan dan keahlian untuk memasuki dunia usaha industri atau dunia kerja.
Maka dari itu, setiap Sekolah
Menengah Kejuruan dianjurkan untuk melakukan Prektek Kerja Industri ( PRAKERIN ) untuk memperkenalkan siswa pada
dunia kerja yang nyata, juga untuk mempersiapkan siswa agar dapat bersaing di dunia industri. Karena
prakerin merupakan salah satu bentuk emplementasi secara
sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di
dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Dunia kerja yang sekarang
tengah berkembang adalah dunia industri
di bidang otomotif seperti bidang jasa perbaikan, dan perawatan (
servis ) pada kendaraan. Oleh karena itu,
siswa – siswa lulusan Jurusan Teknik Kendaraan Ringan ( TKR ) di SMK sangatlah dibutuhkan oleh dunia industri.
Salah satu industri di bidang otomotif adalah PT Budi Jaya Mobilindo .
PT Budi Jaya
Mobilindo merupakan sebuah perusahaan dealer resmi TOYOTA yang terletak di
kabupaten Garut yang menggeluti bidang jasa perbaikan, servis, dan perawatan
pada kendaraan TOYOTA, juga menggeluti bidang perdagangan yang mendistribusikan
mobil – mobil dengan merek dagang TOYOTA. Perusahaan ini hampir selalu menerima siswa
prakerin, karena sangat terkenal dikalangan masyarakat sekitar dan jumlah
kendaraan TOYOTA yang sangat banyak, sehingga pelanggan disana sering
melebihi jumlah operator yang melayani. Oleh karena itu PT Budi Jaya
Mobilindo
kadang kekurangan karyawan, dan siswa prakerin merupakan salah
satu solusi untuk menutupinya.
Saya memilih PT Budi Jaya
Mobilindo
untuk tempat prakerin karena selain tempatnya yang masih terbilang dekat, banyak transportasi yang ada, juga tempatnya sangat cocok untuk saya dalam
mencari ilmu pengetahuan dibidang otomotif dan juga disana pekerjaannya tidak
menyeleweng dari kompetensi jurusan.
1.2.
Tujuan Praktik Kerja Industri
1.
Menghasilkan
tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki keahlian profesional dengan tingkat
pengetahuan dan keterampilan kerja sesuai dengan tuntutan lapangan kerja;
2.
Dapat mengetahui
perbedaan antara lingkungan Dunia Usaha/Industri dengan lingkungan Sekolah;
3.
Meningkatkan
efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas;
4.
Memberikan
pengalaman dan penghargaan terhadap siswa akan
pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan;
5.
Mampu untuk mengamalkan
ilmu yang telah di dapat selama di bangku sekolah;
6.
Memperoleh
pengalaman bekerja langsung di tempat kerja sesuai kompetensi dasar jurusan; dan
7.
Memberikan
kesempatan bagi masyarakat dunia industri untuk turut serta berpartisipasi
aktif memajukan pendidikan anak bangsa demi masa depan anak bangsa.
1.3.
Manfaat
Praktik
Kerja Industri
1. Manfaat
Bagi Siswa
Manfaat
Praktik Kerja Industri bagi siswa yakni terbentuknya kemitraan selama mengikuti
program Praktek Kerja Industri itu sendiri, sehingga menjadi modal peluang
dimasa depan sebagai persiapan membangun karier dibidangnya.Selain itu juga
sebagai media penyalur ide, aspirasi, dan menunjukan prestasi pada perusahaan
tempat melaksanakan Praktek Kerja Industri.Manfaat yang bisa didapat juga
sebagai pengenalan, pemahaman, berbagai aspek suatu perusahaan, seperti:
standar kerja, budaya perusahaan, dan hal positif lainnya yang bermanfaat.
2. Manfaat
Bagi Perusahaan
Manfaat Praktek Kerja Industri bagi perusahaan
adalah terbentuknya jaringan antara para siswa, sekolah, dan perusahaan untuk
maju dan saling sinergis dengan tujuan institusi masing-masing. Serta sebagai
media pertukaran informasi dibidang
teknologi dan aplikasi keilmuan antara perusahaan sebagai pengguna teknologi
dengan sekolah sebagai pengembang studi ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Manfaat
Bagi Sekolah
Manfaat Praktek Kerja Industri bagi sekolah adalah
sebagai perwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara sekolah dengan
pihak industri. Juga sebagai umpan balik penyempurnaan program Praktek Kerja
Industri, sistem pembelajaran, menyelaraskan kesepadanan dengan kebutuhan
pemakai / pengguna
lulusan dengan sistem pembelajaran di Praktek Kerja Industri. Manfaat lainnya yakni sebagai bahan
referensi bagi pihak sekolah untuk menelaah efektivitas program pembelajaran
yang dijalankan kepada siswa.
1.4.
Tujuan
Penulisan Laporan
1. Untuk
melatih kemampuan diri dalam memahami, menyimpulkan dan mengembangkan
pengetahuan yang didapat di dunia industri saat prakerin dalam bentuk laporan
tertulis.
2. Untuk
memperoleh pengalaman menyusun laporan sesuai dengan ketentuan.
3. Untuk
memenuhi salah satu syarat mengikuti sidang
prakerin.
4. Bukti
nyata bahwa siswa telah melaksanakan prakerin.
1.5.
Metode
Yang
Digunakan
Untuk menyusun laporan ini kami
berusaha untuk mengumpulkan informasi profil perusahaan atau instansi dan
hal-hal yang berhubungan dengan Otomotif
dan data-data yang diperoleh dari hasil prakerin terhadap pembimbing dan staf karyawan, baik
berupa informasi suatu instansi maupun hal-hal yang berhubungan dengan otomotif.
1.6.
Landasan
Hukum Praktek Kerja Industri
1. UU
No.2 Tahun 1998
2. PP
No. Tahun 1990
3. PP
No.39 Tahun 1992
4. Keputusan
Mendikbud No. 0490-U/1992
1.7.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Prakerin
Kegiatan prakerin ini di lakukan pada tanggal 1 Juli
sampai tanggal 30 September 2014 yang bertempat
di bengkel PT Budi
Jaya Mobilindo yang beralamat di Jl. Cimanuk nomor pedes Garut Jawa Barat.
1.8.
Rumusan Masalah
Masalah – masalah yang akan dibahas oleh
penulis adalah :
1. Cara kerja dari sistem rem cakram dan sistem kopling mekanis pada kendaraan
Toyota Avanza.
2. Gangguan – gangguan yang pada umumnya terjadi pada sistem rem cakram dan kopling.
3. Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilakukan pada saat men – tune up mesin
pada KM 30.000.
1.9.
Sistematika Penulisan Laporan
Untuk
sistematika penyusunan laporan prakerin ini, penulis deskripsikan berdasarkan bagian-bagian, sebagai berikut:
1.
BAB
I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, metode penulisan,
dasar
hukum, waktu dan tempat kegiatan, rumusan masalah dan sistematika
penulisan
laporan.
2.
BAB
II : KONDISI PERUSAHAAN
Meliputi profil perusahaan, sejarah
singkat perusahaan, jabatan anggota perusahaan, tugas dan wewenang masing masing bagian,dan fasilitas - fasilitas pendukung pada perusahaan..
3.
BAB
III : KAJIAN TEORI
Meliputi materi bahasan dan gangguan – gangguan pada komponen.
4.
BAB
IV : HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Meliputi kegiatan prakerin
5.
BAB
V : PENUTUP
Meliputi
kesimpulan dan saran.
BAB II
KONDISI TEMPAT PRAKERIN
2.1.
Profil perusahaan
Nama perusahaan : PT. Budi Jaya Mobilindo
Berdiri : Tahun 1994
Alamat :
Jln. Cimanuk no. 303 – Garut
Kepala Cabang :
Anton
Bidang usaha :
Jasa servis dan dealer mobil Toyota
Nomor telepon :
(0262) 232505
Fax :
(0262) 232808
2.2.
Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Budi Jaya Mobilindo merupakan satu – satunya delaer Toyota di
Kabupaten Garut yang didirikan pada tahun 1994. Pada awalnya perusahaan ini
bernama Setiabudi Motor yang melayani perbaikan / servis mobil dari
berbagai merk kendaraan. Pada saat masih bernama Setiabudi Motor, perusahaan
ini dipimpin oleh Bapak , dengan Kepala
bengkel yang bernama Bapak Haris.
Perusahaan ini pernah hampir mengalami kebangkrutan pada tahun 1998 yang
diakibatkan krisis moteter yang melanda Indonesia. Setelah krisis moteter
berakhir, perusahaan ini kembali bangkit dan pada akhirnya pada tahun 2004,
perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Budi Jaya Mobilindo, yang
merupakan dealer Toyota satu – satunya di Kabupaten Garut hingga saat ini.
Setelah berganti nama menjadi PT Budi Jaya Mobilindo, perusahaan ini
dipimpin oleh Bapak Anton hingga saat ini, tetapi kepala bengkelnya masih Bapak
Haris. Hingga pada awal tahun 2007, kepala bengkel diperusahaan ini digantikan
oleh Bapak Endjang Sudirman, hingga saat ini.
2.3.
Bidang Usaha
PT Budi Jaya Mobilindo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
jasa perbaikan dan perawatan kendaraan Toyota, dan juga dalam bidang
pendistribusian dan perdagangan kendaraan Toyota.
2.4.
Struktur Organisasi
Tabel nama – nama anggota perusahaan
PT Budi Jaya Mobilindo beserta jabatannya
Jabatan
|
Nama
|
Kepala Cabang
|
Anton
|
Kepala Bengkel
|
Endjang Sudirman
|
Service Advistor
|
Rudiana
|
Agus Saeful
|
|
Kusnadi
|
|
Foreman
|
Ajat Sudrajat
|
Haris Sobari
|
|
Mekanik
|
Riki Harianto
|
Yayat Yanto
|
|
Sopian
|
|
Rifan Firmansyah
|
|
Dede
|
|
Derisman
|
|
Gaga Ridwan
|
|
Tri
|
|
Andri Hardiansyah
|
|
Ikbal
|
|
Pegawai Spare
Parts
|
Andri
|
Jodi
|
2.5. Tugas masing – masing bagian
- Tugas dan wewenang
Kepala Cabang
Bertanggung jawab penuh atas segala hal yang berhubungan dengan perusahaan, keuangan, staf
dan mekanik serta penghubung antara perusahaan dengan perusahaan lain dalam urusan bisnis dan
lain-lain.
2.
Tugas dan wewenang kepala bengkel
Mengawasi
dan memantau kerja dari para mekanik, penghubung
antara
pegawai dengan pimpinan
perusahaan
dan menetapkan unit entry service ( Target Servis ).
3.
Tugas dan wewenang service
advistor
Melayani pelanggan yang akan melakukan transaksi servis dan
perawatan kendaraan sesuai Standard Service Transaction dalam
rangka mencapai kepuasan pelanggan.
4.
Tugas dan wewenang foreman
Mengatur , dan
mengawasi pekerjaan para mekanik, membagikan perintah kerja yang telah dirumuskan
oleh service advistor kepada mekanik, dan membantu mekanik apabila terdapat
kesulitan dalam mengerjakan pekerjaannya.
5.
Tugas dan wewenang mekanik
Melayani konsumen
langsung dilapangan, dan juga memberi
laporan tentang hal-hal yang harus ada untuk pelayanan bagi para pelanggan.
6.
Tugas dan wewenang pegawai
spare part
Menyediakan spare
part yang diperlukan oleh mekanik, serta melaporkan tentang kondisi, dan jumlah
spare part yang tersedia.
2.6.
Fasilitas – fasilitas Pendukung
di Bengkel PT Budi Jaya Mobilindo
Fasilitas pendukung di bengkel PT Budi Jaya Mobilindo
antara lain :
a.
1 unit mobil THS ( Toyota Home
Service ).
b.
LED TV dan AC di ruang tunggu
konsumen.
c.
1 unit playstation 2 di ruang
istirahat mekanik.
d.
3 unit personal komputer di
ruang service advistor.
e.
1 unit personal komputer di
ruang kepala bengkel.
f.
Peralatan SST yang cukup
lengkap.
g.
Tersedianya layanan EM (
Express Maintenance ).
h.
Tersedianya 4 lift stall.
BAB III
KAJIAN TEORITIS
3.1. Sistem Rem Cakram
Rem berfungsi
untuk :
a. Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan.
b. Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.
c. Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman.
Rem cakram
(disc brake) terdiri dari cakram ( brake disc ) yang terbuat dari besi tuang
yang berputar dengan roda, dan brake pads yang berfungsi untuk mendorong dan
menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan karena gesekan antara brake pads
dan brake disc.
Rem cakram
memiliki beberapa keuntungan dan kerugian :
Keuntungan :
·
Radiasi panas baik.
·
Bila terkena air lebih cepat kering.
·
Konstruksi sederhana.
·
Mudah dalam perawatan serta penggantian pad.
Kerugian :
·
Self energizing effect kecil.
·
Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar.
·
Pad lebih cepat aus.
A. Komponen – komponen Rem Cakram
1. Cakram ( Brake Disc )
Disc rotor
terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang untuk
ventilasi. Tipe ventilasi digunakan
untuk menjamin pendinginan yang baik karena tipe ini dapat
mensirkulasikan udara dengan baik untuk mencegah terjadinya fading (koefisien
gesek berkurang), sehingga tipe ini banyak digunakan pada kendaraan.
2. Pad Rem ( Brake Pads )
Pad (disc pad)
terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut
semi-metallic disc pad. Pada pad diberi celah untuk menunjukk an tebal batas
pad yang diijinkan (mempermudah pemeriksaan).
Pada beberapa
pad terdapat anti - squel shim yang berfungsi untuk mencegah bunyi saat pengereman,
dan pad wear indicator untuk menginformasikan keausan pad yang sudah tipis.
3. Kaliper Rem ( Brake Caliper )
Kaliper Rem (
Brake Caliper ), berfungsi sebagai tempat komponen – komponen rem cakram. Pada
kaliper rem terdapat piston yang berfungsi untuk mendorong pad rem, sehingga
pad rem dapat menjepit cakram dan bleeder plug yang berfungsi untuk membuang
udara pada sistem rem.
Kaliper rem
terdiri dari 2 tipe, yaitu :
a. Fixed Caliper
Pada caliper
tipe ini, terdiri dari 2 buah piston pada sisi kanan dan sisi kiri caliper.
Daya pegereman didapatkan bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua
sisi brake disc. Pada kendaraan Toyota, tipe ini digunakan pada Toyota Fortuner
dan Hilux.
b. Floating Caliper
Pada brake
caliper tipe ini terdapat 1 piston yang digunakan untuk mendorong brake pads. Tekanan
hidraulis dari master cylinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan
disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (B) menyebabkan
caliper bergerak ke kanan dan menjepit ca kram dan terjadilah pengereman.
Pada kendaraan
Toyota, tipe ini digunakan pada kendaraan penumpang seperti Avanza dan Kijang
Innova.
3.2. Tune Up
Tune up merupakan pekerjaan pemeriksaan, dan penyetelan
secara berkala pada mesin yang dilakukan seorang mekanik yang bertujuan untuk
merekondisikan mesin agar performanya dapat maksimal. Tune up harus selalu
dilakukan pada kendaraan sehingga kendaraan selalu siap bila digunakan
kapanpun. Pekerjaan – pekerjaan yang termasuk pekerjaan tune up pada mesin
mobil yaitu :
1. Pemeriksaan pada sistem pelumasan.
2. Pemeriksaan pada sistem pengapian.
3. Pembersihan saringan udara.
4. Pemeriksaan pada sistem bahan bakar.
5. Pemeriksaan pada sistem pendinginan.
A. Pemeriksaan pada sistem pelumasan.
Sistem pelumasan merupakan suatu sistem pada mesin yang
berfungsi untuk mensirkulasikan oli mesin supaya oli mesin dapat melumasi
bagian – bagian mesin yang bergerak. Oli pelumas yang digunakan kekentannya
harus sesuai dengan standar SAE ( Society of Automotive Enginery ) dan
kualitasnya harus sesuai dengan standar API ( American Petroleum Institute ).
Oli pelumas yang banyak digunakan pada kendaraan Toyota pada umumnya digunakan
oli mesin dengan standar SAE 15W – 30 dan standar API SM.
Pekerjaan Tune Up yang harus digunakan pada sistem
pelumasan mesin adalah :
1. Pemeriksaan kualitas ( mutu ) dan kekentalan oli mesin.
Pemeriksaan kualitas dilakukan secara visual dengan cara melihat warna oli
mesin. Apabila warna oli mesin telah menghitam, maka oli mesin tersebut
terdapat banyak kotoran sehingga oli mesin harus diganti. Pada kendaraan
Toyota, penggantian oli mesin harus dilakukan tiap 5.000 KM.
2. Pemeriksaan kuantitas/kecukupan oli mesin.
Pemeriksaan kuantitas oli mesin pada oil pan dilakukan dengan menggunakan
oil dip stick. Jumlah minyak harus
di garis F,
jika minyak berada di bawah F
maka minyak pelumas harus ditambah.
3. Penggantian Oil Filter.
Oil filter pada mesin harus diganti secara rutin, sebab kotoran yang
tertumpuk didalam oil filter dapat menyumbat dan merusak oil filter, sehingga
kinerja oil filter akan memburuk dalam menyaring kotoran pada oli mesin. Pada
kendaraan Toyota, oil filter harus diganti tiap 10.000 KM atau tiap ganti oli
ke 2 dan kelipatannya.
B. Pemeriksaan pada Sistem Pengapian.
Sistem pengapian pada kendaraan berfungsi untuk
menyediakan nyala api melalui busi untuk membakar campuran udara - bahan bakar
pada akhir langkah kompresi.
Pekerjaan tune up yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan baterai.
2. Pemeriksaan busi.
3. Penyetelan platina dan sudut dwell ( pada mesin konvensional ).
4. Pemeriksaan kabel busi dan kabel tegangan tinggi.
5. Pemeriksaan vacuum dan governoor advancer ( pada mesin konvensional )
6. Pemeriksaan ignition coil.
7. Pemeriksaan timing pengapian.
1. Pemeriksaan baterai.
Pemeriksaan pada baterai terdiri dari pemeriksaan
tegangan baterai, pemeriksaan berat jenis elektrolit, dan pemeriksaan jumlah
elektrolitnya pada baterai jenis basah.
Pemeriksaan tegangan baterai dilakukan dengan menggunakan
AVO meter. Baterai yang baik mempunyai tegangan normal sebesar 12 volt ( 2 volt
tiap sel ), dan tegangan pengisian baterai maksimal sebesar 14 volt.
Pemeriksaan
berat jenis cairan elektrolit ( H2SO4 ) baterai dilakukan
dengan menggunakan hidrometer. Semakin lama baterai digunakan, berat jenis H2SO4
pada cairan elektrolit baterai semakin berkurang karena penguapan, sedangkan
kandungan air pada cairan elektrolit semakin bertambah. Bila hal tersebut
terjadi pada baterai, maka baterai tidak dapat menyimpan arus listrik dengan
baik. Berat jenis cairan elektrolit baterai yang nomal ialah 1,25 – 1,27 pada
suhu 200C. Pengukuran dilakukan dengan cara menghisap cairan
elektrolit baterai kedalam hidrometer dengan menekan rubber bulbnya, kemudian
baca hasil pengukuran pada float.
Kondisi elektrolit :
Berat jenis pada suhu 200 C
|
Diagnosa
|
Koreksi
|
Lebih dari 1,30
|
Sangat tinggi
|
Tambahkan air suling
|
1,25 – 1,27
|
Baik
|
-
|
1,10 – 1,21
|
Kurang
|
Strum accu
|
Dibawah 1,10
|
Sangat kurang
|
Strum accu
|
Pemeriksaan
jumlah elektrolit baterai dilakukan secara visual dengan melihat apakah
ketinggian volume cairan elektrolit dibawah atau tepat pada garis upper level
pada baterai. Bila berada dibawah garis upper level, maka tambahkan air suling
pada baterai hingga ketingginnya tepat pada garis upper level.
2. Pemeriksaan Busi
Busi merupakan
komponen pada sistem pengapian yang berfungsi untuk memercikkan bunga api
melalui elektroanya pada akhir langkah kompresi. Baik buruknya kondisi busi
akan mempengaruhi sempurna atau tidaknya suatu proses pembakaran pada mesin.
Pemeriksaan
busi dilakukan dengan melihat secara visual kondisi elektrodanya ,melakukan
pembersihan ulir dan penyetelan gap / celah antara elektroda dan massa busi
menggunakan feeler gauge busi.
Elektroda busi
yang masih baik bentuknya rata atau tidak cacat. Bila bentuknya tidak rata
seperti terpotong ( cacat ), maka elektroda busi tersebut sudah jelek dan harus
diganti. Penggantian busi juga dilakukan bila elektroda busi sudah hampir habis
/ terkikis.
Pembersihan bagian ulir busi dilakukan dengan menyikatnya menggunakan sikat
busi kemudian menyemprotnya dengan tekanan angin dari kompresor. Saat melakukan
penyikatan ulir busi, hati – hati jangan sampai merusak bagian elektrodanya.
Penyetelan celah / gap antara elektroda dan massa busi dilakukan dengan
menggunakan feeler gauge busi. Pada kendaraan Toyota, gap busi Avanza ,Rush,
Agya, Yaris, Etios, Vios dan Kijang EFI yaitu 1,00 mm, Kijang Innova 1,10 mm,
dan Kijang mesin karburator yaitu 0,80 mm.
3. Penyetelan Celah Platina dan Sudut Dwell
Penyetelan
celah platina dan sudut dwell hanya dilakukan pada mesin konvensional,
sedangkan pada mesin dengan sistem kontrol elektronik atau EFI tidak dilakukan
sebab mesin EFI tidak lagi menggunakan platina untuk menghubungkan dan
memutuskan arus listrik dari primer koil ke massa. Mesin EFI dilengkapi dengan
igniter yang untuk menyalakan percikan bunga api pada busi.
Platina pada mesin konvensional
ditempatkan pada breaker plate distributor. Besar nya celah platina di setel
untuk mendapatkan sudut dwell yang tepat. Sudut dwell merupakan sudut lamanya
platina pada saat posisi celah platina tertutup. Sudut dwell harus distel
hingga ukurannya antara 460 – 580, tetapi sudut dwell
yang baik ialah tepat pada 520.
Pengukuran sudut dwell menggunakan dwell angle tester atau tune up tester.
Besar kecilnya sudut dwell
akan berbanding terbalik dengan besar kecilnya sudut platina. Semakin besar
sudut dwell, semakin kecil sudut platinanya, dan semakin kecil sudut dwell,
semakin besar sudut platinanya.
Langkah – langkah penyetelan
celah platina adalah sebagai berikut :
·
Posisikan rubbing blok pada nok distributor
yang rata, tempatkan feller gauge pada
diantara rubbing blok atau pada kontak point.
·
Kendorkan
baut platina dan
atur celah sesuai
dengan ukuran feller gauge.
·
Keraskan baut pengikat platina.
·
Dengan menggunakan dwell angel tester, periksa
sudut dwell apakah sudut dwell sudah sesuai dengan stadar atau tidak. Bila
tidak sesuai, setel kembali celah platina hingga sudut dwell tepat sesuai
standar.
4. Pemeriksaan Kabel Busi dan Kabel Tegangan Tinggi
Kabel
busi berfungsi untuk menghantarkan arus listrik tegangan tinggi dari
distributor ke busi, sedangkan kabel tegangan tinggi berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition koil ke distributor.
Cara
pemeriksaannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Alat yang digunakan untuk
memeriksa tahanan kabel busi dan kabel tegangan tinggi adalah AVO meter.
Nilai
tahanan kabel busi yang baik yaitu < 25 KΩ.
5. Pemeriksaan Vacuum Advancer dan Governoor Advancer
Vacuum advancer pada sistem pengapian
kovensional berfungsi untuk memajukan timing pengapian berdasarkan besarnya
kevakuman pada intake manifold, dengan cara memajukan platina melawan putaran
poros nok distributor untuk lebih cepat membuka sehingga bunga api pada busi
lebih cepat timbul. Pemajuan timing pengapian terjadi bilamana beban mesin
bertambah.
Pemeriksaan
dapat dilakukan menggunakan vacuum tester atau dengan menghisap selang
pemasukan yang terhubung ke intake manifold. Pada saat dihisap, breaker plate
harus bergerak.
Governoor
advancer merupakan salah satu komponen pada sistem pengapian konvensional yang
berfungsi untuk memajukan timing pengapian berdasarkan putaran mesin. Pemajuan
timing pengapian dilakukan dengan cara menggerakkan distributor cam lebih cepat
beberapa derajat dari putaran poros distributor, sehingga pembukaan platina
akan terjadi lebih cepat.
Pemeriksaan
dilakukan dengan cara memutarkan rotor distributor berlawanan dengan arah jarum
jam. Apabila rotor dapat kembali ke posisinya semula setelah diputarkan,
berarti governoor advancer kondisinya masih baik, bila tidak berarti kondisinya
sudah jelek dan pegas governoor harus diganti.
6. Pemeriksaan Ignition Coil
Koil
merupakan komponen pada sistem pengapian berfungsi untuk menaikkan tegangan
baterai dari 12 volt menjadi 5.000 – 25.000 volt untuk membangkitkan percikan
api pada busi.
Pengukuran
tahanan ignition koil dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan listrik pada
kumparan primer dan sekunder koil. Alat yang digunakan pada proses pengukuran
tahanannya yaitu AVO meter. Spesifikasi tahanan primer koil yaitu 1,3 – 1,6 Ω,
sedangkan tahanan sekundernya 10,7 – 14,5 KΩ.
7. Pemeriksaan Timing Pengapian
Timing
pengapian adalah saat dimana busi memercikkan bunga api. Timing pengapian
merupakan awal proses pembakaran yang hasil akhirnya akan mendapatkan tekanan
pembakaran maksimal. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat timing
light. Kisaran timing pengapian saat selang vacuum advancer dilepas ialah 50
– 80 menjelang TMA.
C. Pembersihan Saringan Udara
Saringan
udara merupakan bagian dari mesin yang berfungsi untuk memisahkan kotoran dari
udara yang akan masuk ke intake manifold. Bila kotoran tersebut tidak
dibersihkan, maka kotoran bersama – sama udara akan masuk ke mesin dan
mengotori mesin dan menyebabkan mesin menjadi tersendat.
Pekerjaan
ini dilakukan dengan menyemprotkan permukaan saringan udara dengan tekanan
angin dari kompresor hingga saringan udara bersih dari kotoran yang menempel.
D. Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar
Sistem
bahan bakar berfungsi untuk mensuplai bahan bakar ke mesin sesuai dengan
kebutuhan mesin. Jumlah bahan bakar yang di suplai ke mesin akan mempengaruhi
baik tidaknya suatu proses pembakaran pada mesin.
Pekerjaan
– pekerjaan tune up yang berkaitan dengan sistem bahan bakar antara lain :
1. Pembersihan fuel filter
Fuel
Filter berfungsi untuk memisahkan kotoran dari bahan bakar. Pembersihan
dilakukan dengan menyemprotkan bagian dalam fuel filter dengan tekanan angin
dari kompresor. Arah penyemprotan dilakukan dari saluran masuk fuel filter.
2. Penyetelan campuran bahan bakar – udara pada karburator
Penyetelan
campuran bahan bakar – udara pada karburator dilakukan untuk mendapatkan campuran
gas yang ideal sesuai dengan kebutuhan mesin. Penyetelan dilakukan dengan
memutar idle mixture adjusting screw pada karburator hingga mesin tidak
mengeluarkan asap yang berlebihan.
3. Penyetelan Putaran Idle
Putaran
idle mesin ialah putaran pada mesin pada saat pedal gas tidak ditekan. Putaran
idle mesin harus distel sesuai dengan putaran idle yang di rekomendasikan
manual book kendaraan yang bersangkutan. Putaran idle di stel dengan memutar
idle adjusting screw.
E. Pemeriksaan Sistem Pendingin
Pemeriksaan
sistem pendingin dilakukan dengan memeriksa kecukupan air pendingin,
pemeriksaan tutup radiator, kebocoran radiator, dan selang – selang cairan
pendingin.
BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK
4.1. Mengganti
Brake Pads Rem Cakram Depan
1. Alat dan Bahan
a. Alat
-
Kunci Roda
-
Kunci Ring
-
Dongkrak
-
Jackstand
b. Bahan
-
Brake pads baru
-
Stempet ( Grease )
2. Keselamatan Kerja
a. Keselamatan Alat
-
Gunakan alat – alat kerja dengan benar dan
hati – hati, sesuai dengan SOP ( Standar Oprational Procedure ).
-
Jangan sampai alat kerja berserakan di tempat
kerja, segera bersihkan dan simpan alat kerja ke caddy ( tempat kunci – kunci )
setelah digunakan.
b. Keselamatan Bahan
-
Hindari kerusakan pada bahan kerja.
-
Pisahkan part – part yang telah rusak dan yang
masih bagus.
-
Jangan biarkan baut – baut dan mur berserakan
di tempat kerja.
-
Pasangkan fender cover, seat cover, steer
cover, dan floor mat pada kendaraan.
c. Keselamatan manusia
-
Gunakan weapack yang sesuai dengan badan kita.
-
Gunakan sarung tangan dan masker.
-
Bekerjalah dengan benar dan hati – hati.
3. Proses Kerja
1. Buka kap mesin.
2. Pasang fender cover pada bagian depan kendaraan.
3. Pasangkan seat cover pada jok supir.
4. Pasangkan floor mat di bawah jok.
5. Pasangkan steer cover pada steering wheel.
6. Tarik rem tangan, kemudian kendorkan mur roda depan menggunakan kunci roda.
7. Dongkrak bagian depan kendaraan.
8. Pasang jackstand pada bagian frame kendaraan.
9. Simpan kembali dongkrak ke ruang peralatan.
10. Lepaskan mur roda. Simpan mur roda diatas caddy atau pada wadah yang telah
disediakan, untuk mencegah agar mur tidak hilang.
11. Lepaskan roda depan kendaraan. Simpan roda pada tempat penyimpanan roda
yang telah disediakan.
12. Lepaskan baut sub pin caliper dengan menggunakan kunci ring. Simpan bautnya
pada wadah yang disediakan untuk mencegah baut tersebut hilang.
13. Buka caliper, dan lepaskan brake pads dari dudukan caliper. Simpan brake
pads pada wadah yang telah disediakan.
14. Sebelum
melakukan penggantian brake pads, periksa terlebih dahulu keolengan Brake disc
dengan menggunakan dial indicator. Bila keolengannya melebihi limit, maka brake
disc harus di bubut atau di ganti. Bila brake disc masih baik, maka haluskan
permukaan brake disc menggunakan amplas.
15. Bersihkan permukaan brake disc, dan brake caliper dengan menyemprotkannya
dengan tekanan angin dari kompresor menggunakan air gun.
16. Sebelum melakukan pemasangan brake pads baru, pres caliper piston dengan
bantuan brake pads bekas dan kunci roda. Pengeppress-an piston ini bertujuan
untuk menyesuaikan pad baru dengan kaliper.
-
Untuk rem cakram kanan, pasangkan brake pads
sebelah kiri pada dudukan caliper. Kemudian
pasangkan baut baut pin kalipernya ( jangan dikencangkan ). Ungkit
piston dengan menggunakan kunci roda seperti gambar dibawah ini hingga piston
beserta sil nya masuk seluruhnya kedalam kaliper.
-
Untuk rem cakram kiri, pasangkan brake pads
sebelah kanan pada dudukan caliper. Kemudian
pasangkan baut baut pin kalipernya ( jangan dikencangkan ). Ungkit piston kaliper dengan cara seperti
pada gambar dibawah hingga piston beserta sil nya masuk ke dalam kaliper.
17. Pasangkan brake pads pada dudukan caliper. Jangan tertukar antara brake
pads bagian dalam dan bagian luar. Brake pads bagian dalam terdapat bekas
tekanan piston pada bagian belakangnya. Karena brake pads ini diganti, maka
setelah pemasangan brake pads, tekan – tekan pedal rem hingga pijakan pedal rem
keras.
18. Tutup brake pads dengan brake caliper. Pasang dan kencangkan kembali baut
sub pin caliper pada caliper menggunakan kunci ring.
19. Pasangkan roda depan beserta mur-nya. Pres terlebih dahulu mur roda depan
sebelum kendaraan diturunkan untuk mencegah kerusakan pada roda pada saat
kendaraan diturunkan.
20. Dongkrak bagian depan kendaraan. Lepaskan jackstand dari frame, lalu
turunkan bagian depan kendaraan dengan hati – hati dengan menggunakan dongkrak.
21. Kencangkan mur roda depan dan belakang dengan menggunakan kunci momen.
Momen pengencangan mur roda adalah 12,0 Kg.m.
22. Periksa dan sesuaikan tekanan ban depan dan ban belakang menggunakan tire
pressure tester hingga sesuai standar.
Tekanan udara ban depan = 30 Psi.
Tekanan udara ban belakang = 32 Psi.
23. Lepaskan fender cover, steer cover, seat cover, dan floor mat dari
kendaraan. Kemudian tutup kabin mesin.
24. Lapor kepada foreman bahwa pekerjaan telah selesai.
4.2. Tune
Up Pada KM 30.000
Dalam hal ini,
penulis akan membahas tentang pekerjaan – pekerjaan tune up untuk mesin Toyota
Avanza pada KM 30.000. Pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan yaitu :
a. Pemeriksaan Busi
b. Mengganti filter oli mesin.
c. Mengganti Oli mesin.
d. Pembersihan saringan udara.
e. Pemeriksaan kecukupan cairan pendingin mesin.
f. Pemeriksaan baterai.
- Alat dan Bahan
1. Alat
-
1 set kunci yang terdapat pada caddy mekanik,
yang terdiri dari kunci sock, handle, kunci ring, kunci pas, obeng, palu, dan
lain – lain.
-
Lift Stall.
-
Air gun.
-
Corong oli.
-
Bak oli.
-
Battery tester.
2. Bahan
-
1 unit mobil Toyota Avanza
-
Oil Filter
-
Oli Mesin TGMO Semi Syntetic ( 4 liter )
- Keselamatan Kerja
1. Keselamatan manusia
-
Gunakan wearpack yang sesuai dengan badan kita
untuk kenyamanan.
-
Gunakan masker dan sarung tangan.
-
Gunakan safety shoes untuk melindungi kaki.
2. Keselamatan alat
-
Gunakan alat – alat kerja dengan benar dan
hati – hati untuk menghindari kerusakan pada alat kerja.
-
Simpan kembali alat kerja setelah digunakan
dalam caddy apabila telah selesai bekerja, bila masih diperlukan simpan saja di
atas caddy.
3. Keselamatan bahan
-
Hindari kerusakan pada bahan kerja.
-
Pisahkan bahan kerja yang dibutuhkan dengan
bahan kerja yang rusak.
-
Hati – hati dalam menangani bahan kerja.
-
Simpan baut – baut dan mur – mur yang dilepas
pada wadah yang disediakan.
- Proses Pengerjaan
a. Persiapan sebelum bekerja :
1. Buka bagian kap mesin.
2. Pasangkan fender dan grill cover pada bagian fender dan grill kendaraan,
untuk melindungi kedua bagian bodi kendaraan tersebut dari kerusakan dan
kotoran.
3. Pasangkan steer cover pada steering wheel ( roda kemudi ), pada floor mat pada
bagian lantai kendaraan, dan seat cover pada bagian jok supir.
b. Pemeriksaan Busi
i.
Pembongkaran :
1. Lepaskan selang yang terpasang pada box saringan udara, dengan mengendorkan
bautnya menggunakan rachet handle, sambungan pendek, dan kunci sock , lalu
lepaskan selang tersebut.
2. Lepaskan sensor THA, dan PIM serta selang pemasukannya dari box saringan
udara.
3. Lepaskan box saringan udara dari mesin, dengan cara melepaskan baut –
bautnya terlebih dahulu menggunakan rachet handle, sambungan pendek, dan kunci
sock. Simpan box saringan udara pada bagian rak bawah caddy.
4. Lepaskan ignition koil ( koil ini tipe stik koil ), dengan cara melepaskan
bautnya menggunakan rachet handle, sambungan pendek, dan kunci sock.
5. Lepaskan busi dari mesin, dengan menggunakan sliding, sambungan panjang,
dan kunci busi.
ii.
Pemeriksaan busi :
6. Bersihkan bagian ulir dan ujung insulator busi menggunakan sikat busi dan
menyemprotkannya dengan tekanan angin kompresor menggunakan air gun. Hati –
hati jangan sampai merusak electrode busi. Lalu setel celah businya menggunakan
feeler gauge busi. Celah busi TOYOTA Avanza yaitu 1,00 mm. Hati – hati jangan
sampai merusak elektrode dan massa busi ketika menyetel celahnya.
iii.
Pemasangan :
7. Pasang kembali busi – businya pada lubang busi. Alat yang digunakan adalah
sliding, sambungan panjang, dan kunci busi. Hati – hati jangan sampai merusak
busi ketika mengencangkannya.
8. Pasang kembali ignition koil pada lubang busi, lalu kencangkan bautnya.
Alat yang digunakan adalah rachet handle, sambungan pendek, dan kunci sock.
Hati – hati jangan sampai salah dalam memasang koil, pasang kembali masing –
masing koil pada busi sesuai dengan urutannya pada saat melepas koil dari busi.
Bila pemasangan koil tidak sesuai dengan urutannya, pengapian tidak akan sesuai
dengan Firing Order nya.
9. Pasang kembali box saringan udara pada mesin, dan kencangkan baut –
bautnya. Alat yang digunakan adalah rachet handle, sambungan pendek, dan kunci
sock.
10. Pasangkan sensor THA, dan MAP pada box saringan udara. Dan juga pasangkan
selang udara pada box saringan udara. Dengan cara :
-
Pasangkan selang udara pada box saringan
udara.
-
Kencangkan baut pengikatnya, menggunakan
rachet handle, beserta sambungan pendek dan kunci sock.
c. Mengganti Oil Filter Mesin
1. Lepaskan oil filter dari dudukannya, menggunakan oil filter wrench. Putar
berlawanan arah jarum jam oil filternya untuk melepaskan oil filtyer dari
dudukannya.
2. Bersihkan dudukan oil filter dari oli mesin.
3. Pasangkan oil filter baru pada dudukannya menggunakan tangan untuk
pengerasan awalnya, dan untuk pengerasan terakhir menggunakan oil filter
wrench. Jangan terlalu kencang ketika mengencangkan oil filter – nya, sebab
bila terlalu kencang dapat merusak seal oli pada oil filter.
d. Mengganti Oli mesin
1. Persiapan pertama, siapkan wadah penampungan oli mesin bekas, sarung tangan
dan lap majun. Jangan lupa menggunakan helm.
2. Naikkan kendaraan dengan lift stall, dengan menekan tombol “Up” hingga
ketinggiannya diatas kepala kita. Tekan tombol “Lock” untuk mengunci lift
stall.
3. Kendorkan drain plug oil pan menggunakan kunci ring.
4. Lepaskan drain plug dengan tangan. Hati – hati dalam menurunkan oli mesin
karena oli mesin kadang – kadang masih panas.
5. Tampung oli mesin pada wadah penampungan oli mesin bekas yang disediakan.
6. Setelah oli mesin dikeluarkan dari oil pan, tutup kembali drain hole oil
pan dengan drain plugnya. Kencangkan drain plug-nya menggunakan kunci ring.
7. Buang oli mesin bekas pada drum penampungan oli mesin bekas.
8. Turunkan kendaraan. Tekan tombol “Lock” kembali untuk meng – unlock lift
stall, lalu tekan tombol “Down” untuk menurunkan kendaraan.
9. Buka tutup oli mesin, dengan menggunakan corong oli masukkan Oli Mesin TGMO
semi Syntetic sebanyak 3,5 liter.
10. Periksa kuantitas oli mesin pada oil pan mengunakan oil dip stick. Terdapat
2 garis pada oil dip stick, yaitu garis atas dan garis bawah. Pastikan jumlah
oli mesin yang terukur pada oil dip stick berada di garis atas oil dip stick.
11. Hidupkan mesin selama kurang lebih 3 menit, kemudian matikan mesin.
12. Periksa kembali kuantitas oli mesin pada oil pan mengunakan oil dip stick.
Pastikan jumlah oli mesin yang terukur pada oil dip stick tetap berada di garis
atas oil dip stick.
e. Pembersihan Saringan Udara Mesin.
Periksa
saringan udara. Bila saringan udara kotor, semprotlah saringan udara dengan
tekanan angin dari kompresor menggunakan air gun untuk membersihkannya.
f. Pemeriksaan Cairan Pendingin Mesin.
Periksa air
radiator pada recervoir tank nya. Pastikan permukaan air radiator berada tepat
pada garis “full”, bila tidak tambahkan air pada recervoir tank-nya hingga
permukaan air radiator tepat pada garis full.
g. Pemeriksaan Baterai.
Pemeriksaan baterai meliputi :
1. Pemeriksa kecukupan cairan elektrolit baterai. Pastikan bahwa cairan
elektrolit baterai berada pada garis upper level. Bila tidak, tambahkan air
suling pada baterai.
- Hubungkan kabel
berwarna merah dengan terminal positif baterai, dan kabel berwarna hitam
dengan terminal negatifnya. Setelah battery tester terkoneksi dengan
baterai, tekan tombol enter.
- Battery tester akan
meminta kita untuk memilih jenis baterai, pilih “ standar “ bila jenis
baterai yang digunakan adalah baterai standar. Kemudian tekan tombol
enter.
- Battery tester akan
meminta kita untuk memilih lokasi baterai ( battery location ), pilih “in
vehicle”. Kemudian tekan tombol enter.
- Battery tester akan
meminta kita untuk memilih kode baterai yang digunakan. Tekan kursor atas
atau bawah hingga menemukan kode baterai yang cocok. Karena baterai yang
diperiksa jenisnya standar, maka pilih “34B19”, lalu tekan tombol enter.
- Kemudian akan muncul
tulisan “ Testing “. Tunggu hingga tulisan tersebut hilang. Setelah itu
battery tester akan memberitahukan voltase atau tegangan baterai pada
saat mesin tidak dihidupkan. Kemudian tekan tombol enter ketika muncul
kata “ Press enter to start engine”. Hal ini menandakan bahwa battery
tester akan memeriksa kondisi baterai pada saat engine di start.
- Hidupkan mesin.
Perhatikan ukuran tegangan baterai pada saat mesin di start ( cranking
result ). Setelah itu tekan tombol enter.
- Setelah menekan
tombol enter, battery tester akan mengukur tegangan pengisian baterai (
charging voltage ). Tegangan pengisian baterai maksimal harus 14 volt.
Kemudian tekan enter untuk mencetak ( printer ) hasil pemeriksaan
baterai.
h. Penutupan
1. Periksa kembali hasil pekerjaan kita.
2. Periksa kekerasan mur roda menggunakan kunci momen. Momen standar
pengencangan mur roda yaitu 12 Kg.m.
3. Periksa dan setel tekanan udara ban depan dan ban belakang dengan tire
pressure tester. Pastikan bahwa tekanan udara ban depan 30 psi dan tekanan
udara ban belakang 32 psi.
4. Lepaskan fender cover, seat cover, gril cover, dan floor mat dari
kendaraan.
5. Tutup kabin mesin.
6. Lapor kepada foreman bahwa pekerjaan kita telah selesai. Foreman akan
melakukan test drive untuk memeriksa kondisi kendaraan.
7. Setelah test drive selesai dan foreman memastikan kondisi kendaraan setelah
tune up baik, kendaraan akan diserahkan kepada pelanggan.
8. Bereskan kunci – kunci kedalam cady.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Praktek kerja industri merupakan program sekolah yang harus
dilakukan oleh seluruh siswa / siswi SMK. Dengan kegiatan ini di maksud supaya
kita lebih mantap lagi pendidikan kita, terutam praktik
yang diperoleh di samping itu juga dengan adanya praktek kerja industri ini
siswa dapat memperoleh gambaran sacara langsung pada situasi pekerjaan di
perusahaan dan serta menerima kesempatan kepada siswa untuk melatih kerja
secara langsung dan disiplin kerja yang tinggi agar kelak di kemudian hari
tidak merasa canggung lagi. Disamping itu juga mudah-mudahan nantinya dapat
menjadi tenaga kerja yang handal
5.2.
Saran
1.
Sebaiknya pelaksanaan prakerin
itu dilaksanakan pada waktu kelas XI sebab yang kami rasakan adalah terlalu
merepotkan apabila segala macam tes dan kewajiban yang harus kami lakukan di
tumpuk pada satu tahun ( kelas XII ), seperti pelaksanaan prakerin itu sendiri,
pembuatan laporan, sidang prakerin,
ujikom, UN, US, belum lagi kami harus mengejar ketertinggalan pelajaran untuk
semester ini.
2.
Pembimbingan selama waktu
kegiatan prakerin haruslah merata dan sering dilaksanakan, tidak hanya ke
beberapa orang di instansi yang sama sedangkan yang lainnya tidak,juga jangan
hanya sekali karena akan ada rasa berbeda bila kami siswa prakerin diberi
perhatian lebih dan dibantu dalam mengatasi masalah-masalah yang kami hadapi di
tempat pelaksanaan prakerin.
3.
Para pembimbing pra sidang
seharusnya menyibukan diri dengan siswa prakerin karena saya melihat banyak
sekali yang kebingungan bagaimana menyusun laporan prakerin yang baik. Kalaupun
tidak, berilah penjelasan yang sejelas jelasnya tentang bagaimana cara
pembuatan laporan prakerin yang baik dan benar.
4.
Pihak sekolah seharusnya lebih
profesional dalam memilih instansi apa yang mencetak buku jurnal prakerin
karena kualitasnya yang sangat aneh dan desain yang sangat menjauhkan nama
sekolah kita sebagai sekolah percontohan. Lebih baik pendesainan buku jurnal
tersebut diserahkan atau di lombakan kepada siswa seluruh sekolah atau kepada
kami siswa prakerin khususnya jurusan Otomotif.
DAFTAR PUSTAKA
New Step 1 Training Manual Toyota
Training Centre Isuzu
Toyota Astra Motor Buku Servis Berkala Avanza