Minggu, 16 November 2014

Laporan Prakerin Otomotif Lengkap

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
PT BUDI JAYA MOBILINDO
JL. Cimanuk no. 303 Tlp/Fax (0262)232505/232808 – GARUT
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Sidang Prakerin
Tahun Ajaran 2014 – 2015




DISUSUN OLEH :
NAMA            :           Arif Firmansyah
NIS                 :           121310318
KELAS           :           XII – TKR 2

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA GARUT
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 GARUT
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI
Jalan Suherman No. 90 PO BOX 103 Telp. /Fax. 0262 – 233141 Garut

Email : smknegeri2garut@yahoo.co.id


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat atas segala limpahan karunia ruang dan waktu sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan laporan praktik kerja industri di PT Budi Jaya Mobilindo dengan baik.
Penyusunan laporan praktik kerja Industri ini berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh selama melakukan prakerin di PT Budi Jaya Mobilindo serta berdasarkan keterangan dari pembimbing dan para staf di lingkungan kerja yang dengan ikhlas telah memberikan kontribusi bagi saya sehingga Laporan ini dapat terselesaikan.
Saya  ucapkan terimakasih kepada:
1.    Bapak Drs. H. Aban Suryana, MSi sebagai Kepala SMK Negeri 2 Garut
2.    Bapak Drs.Gusti Gunawan S.Pd selaku ketua Pelaksana Prakerin
3.    Bapak Nando Susanto S.Pd.  sebagai ketua program Teknik Kendaraan Ringan.
4.    Bapak Drs. Encep Mashur selaku pembimbing pra sidang.
5.    Bapak Endjang Sudirman sebagai kepala bengkel PT Budi Jaya Mobilindo
6.    Gaga Ridwan selaku Pembimbing Prakerin di PT Budi Jaya Mobilindo,
7.    Pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan saya harap laporan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua. Amiin.


Garut, 10 Oktober 2014


Penulis,


                                                                                                                Arif Firmansyah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Salah ssatu usaha dalam melaksanakan pendidikan adalah adanya sekolah, dan dalam hal ini adalah SMK.
Sekolah Menengah Kejuruan adalah sebuah Lembaga Pendidikan Menengah Atas, yang memiliki kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan yang mengarah kepada keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan di bidang kejuruan yang bertujuan agar siswa dapat memiliki keterampilan dan keahlian untuk memasuki dunia usaha industri atau dunia kerja.
Maka dari itu, setiap Sekolah Menengah Kejuruan dianjurkan untuk melakukan Prektek Kerja Industri ( PRAKERIN ) untuk memperkenalkan siswa pada dunia kerja yang nyata, juga untuk mempersiapkan siswa  agar dapat bersaing di dunia industri. Karena prakerin merupakan salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.
Dunia kerja yang sekarang tengah berkembang adalah dunia industri di bidang otomotif seperti bidang jasa perbaikan, dan perawatan ( servis ) pada kendaraan. Oleh karena itu, siswa siswa  lulusan Jurusan Teknik Kendaraan Ringan ( TKR ) di SMK sangatlah dibutuhkan oleh dunia industri. Salah satu industri di bidang otomotif adalah PT Budi Jaya Mobilindo .
PT Budi Jaya Mobilindo merupakan sebuah perusahaan dealer resmi TOYOTA yang terletak di kabupaten Garut yang menggeluti bidang jasa perbaikan, servis, dan perawatan pada kendaraan TOYOTA, juga menggeluti bidang perdagangan yang mendistribusikan mobil – mobil dengan merek dagang TOYOTA. Perusahaan ini hampir selalu menerima siswa prakerin, karena sangat terkenal dikalangan masyarakat sekitar dan jumlah kendaraan TOYOTA yang sangat banyak, sehingga pelanggan disana sering melebihi jumlah operator yang melayani. Oleh karena itu PT Budi Jaya Mobilindo kadang kekurangan karyawan, dan siswa prakerin merupakan salah satu solusi untuk menutupinya.
Saya memilih PT Budi Jaya Mobilindo untuk tempat prakerin karena selain tempatnya yang masih terbilang dekat, banyak transportasi yang ada, juga tempatnya sangat cocok untuk saya dalam mencari ilmu pengetahuan dibidang otomotif dan juga disana pekerjaannya tidak menyeleweng dari kompetensi jurusan.

1.2.         Tujuan Praktik Kerja Industri
1.    Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan memiliki keahlian profesional dengan tingkat pengetahuan dan keterampilan kerja sesuai dengan tuntutan lapangan kerja;
2.    Dapat mengetahui perbedaan antara lingkungan Dunia Usaha/Industri dengan lingkungan Sekolah;
3.    Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas;
4.    Memberikan pengalaman dan penghargaan terhadap siswa akan pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan;
5.    Mampu untuk mengamalkan ilmu yang telah di dapat selama di bangku sekolah;
6.    Memperoleh pengalaman bekerja langsung di tempat kerja sesuai kompetensi dasar jurusan; dan
7.    Memberikan kesempatan bagi masyarakat dunia industri untuk turut serta berpartisipasi aktif memajukan pendidikan anak bangsa demi masa depan anak bangsa.

1.3.         Manfaat Praktik Kerja Industri
1.    Manfaat Bagi Siswa
                             Manfaat Praktik Kerja Industri bagi siswa yakni terbentuknya kemitraan selama mengikuti program Praktek Kerja Industri itu sendiri, sehingga menjadi modal peluang dimasa depan sebagai persiapan membangun karier dibidangnya.Selain itu juga sebagai media penyalur ide, aspirasi, dan menunjukan prestasi pada perusahaan tempat melaksanakan Praktek Kerja Industri.Manfaat yang bisa didapat juga sebagai pengenalan, pemahaman, berbagai aspek suatu perusahaan, seperti: standar kerja, budaya perusahaan, dan hal positif lainnya yang bermanfaat.

2.    Manfaat Bagi Perusahaan
Manfaat Praktek Kerja Industri bagi perusahaan adalah terbentuknya jaringan antara para siswa, sekolah, dan perusahaan untuk maju dan saling sinergis dengan tujuan institusi masing-masing. Serta sebagai media pertukaran informasi dibidang teknologi dan aplikasi keilmuan antara perusahaan sebagai pengguna teknologi dengan sekolah sebagai pengembang studi ilmu pengetahuan dan teknologi.

3.    Manfaat Bagi Sekolah
Manfaat Praktek Kerja Industri bagi sekolah adalah sebagai perwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara sekolah dengan pihak industri. Juga sebagai umpan balik penyempurnaan program Praktek Kerja Industri, sistem pembelajaran, menyelaraskan kesepadanan dengan kebutuhan pemakai / pengguna lulusan dengan sistem pembelajaran di Praktek Kerja Industri. Manfaat lainnya yakni sebagai bahan referensi bagi pihak sekolah untuk menelaah efektivitas program pembelajaran yang dijalankan kepada siswa.

1.4.         Tujuan Penulisan Laporan
1.    Untuk melatih kemampuan diri dalam memahami, menyimpulkan dan mengembangkan pengetahuan yang didapat di dunia industri saat prakerin dalam bentuk laporan tertulis.
2.    Untuk memperoleh pengalaman menyusun laporan sesuai dengan ketentuan.
3.    Untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti sidang prakerin.
4.    Bukti nyata bahwa siswa telah melaksanakan prakerin.

1.5.         Metode Yang Digunakan
Untuk menyusun laporan ini kami berusaha untuk mengumpulkan informasi profil perusahaan atau instansi dan hal-hal yang berhubungan dengan Otomotif dan data-data yang diperoleh dari hasil prakerin terhadap pembimbing dan staf karyawan, baik berupa informasi suatu instansi maupun hal-hal yang berhubungan dengan otomotif.

1.6.         Landasan Hukum Praktek Kerja Industri
1.    UU No.2 Tahun 1998
2.    PP No. Tahun 1990
3.    PP No.39 Tahun 1992
4.    Keputusan Mendikbud No. 0490-U/1992

1.7.         Waktu dan Tempat Pelaksanaan Prakerin
Kegiatan prakerin ini di lakukan pada tanggal 1 Juli sampai tanggal 30 September 2014 yang bertempat di bengkel PT Budi Jaya Mobilindo yang beralamat di Jl. Cimanuk nomor    pedes Garut Jawa Barat.
1.8.         Rumusan Masalah
Masalah – masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah :
1.      Cara kerja dari sistem rem cakram dan sistem kopling mekanis pada kendaraan Toyota Avanza.
2.      Gangguan – gangguan yang pada umumnya terjadi pada sistem rem cakram dan kopling.
3.      Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilakukan pada saat men – tune up mesin pada KM 30.000.
1.9.         Sistematika Penulisan Laporan
Untuk sistematika penyusunan laporan prakerin ini, penulis deskripsikan berdasarkan bagian-bagian, sebagai berikut:
1.    BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, metode penulisan, dasar hukum, waktu dan tempat kegiatan, rumusan masalah dan sistematika penulisan laporan.
2.    BAB II : KONDISI PERUSAHAAN
Meliputi profil perusahaan, sejarah singkat perusahaan, jabatan anggota perusahaan, tugas dan wewenang masing masing bagian,dan fasilitas - fasilitas pendukung pada perusahaan..
3.    BAB III : KAJIAN TEORI
Meliputi materi bahasan dan gangguan – gangguan pada komponen.
4.    BAB IV : HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Meliputi kegiatan prakerin
5.    BAB V : PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.


BAB II
KONDISI TEMPAT PRAKERIN
2.1.          Profil perusahaan
Nama perusahaan                    : PT. Budi Jaya Mobilindo
Berdiri                                     : Tahun 1994
Alamat                                                : Jln. Cimanuk no. 303 – Garut
Kepala Cabang                        : Anton
Bidang usaha                          : Jasa servis dan dealer mobil Toyota
Nomor telepon                        : (0262) 232505
Fax                                          : (0262) 232808
2.2.          Sejarah Singkat Perusahaan

             


PT. Budi Jaya Mobilindo merupakan satu – satunya delaer Toyota di Kabupaten Garut yang didirikan pada tahun 1994. Pada awalnya perusahaan ini bernama Setiabudi Motor yang melayani perbaikan / servis mobil dari berbagai merk kendaraan. Pada saat masih bernama Setiabudi Motor, perusahaan ini dipimpin oleh Bapak  , dengan Kepala bengkel yang bernama Bapak Haris.
Perusahaan ini pernah hampir mengalami kebangkrutan pada tahun 1998 yang diakibatkan krisis moteter yang melanda Indonesia. Setelah krisis moteter berakhir, perusahaan ini kembali bangkit dan pada akhirnya pada tahun 2004, perusahaan ini berganti nama menjadi PT. Budi Jaya Mobilindo, yang merupakan dealer Toyota satu – satunya di Kabupaten Garut hingga saat ini.
Setelah berganti nama menjadi PT Budi Jaya Mobilindo, perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Anton hingga saat ini, tetapi kepala bengkelnya masih Bapak Haris. Hingga pada awal tahun 2007, kepala bengkel diperusahaan ini digantikan oleh Bapak Endjang Sudirman, hingga saat ini.
2.3.          Bidang Usaha
PT Budi Jaya Mobilindo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha jasa perbaikan dan perawatan kendaraan Toyota, dan juga dalam bidang pendistribusian dan perdagangan kendaraan Toyota.
2.4.          Struktur Organisasi
Tabel nama – nama anggota perusahaan
PT Budi Jaya Mobilindo beserta jabatannya
Jabatan
Nama
Kepala Cabang
Anton
Kepala Bengkel
Endjang Sudirman
Service Advistor
Rudiana
Agus Saeful
Kusnadi
Foreman
Ajat Sudrajat
Haris Sobari
Mekanik
Riki Harianto
Yayat Yanto
Sopian
Rifan Firmansyah
Dede
Derisman
Gaga Ridwan
Tri
Andri Hardiansyah
Ikbal
Pegawai Spare Parts
Andri
Jodi



2.5.       Tugas masing – masing bagian
  1. Tugas dan wewenang Kepala Cabang
Bertanggung jawab penuh atas segala hal yang berhubungan dengan perusahaan, keuangan, staf dan mekanik serta penghubung antara perusahaan dengan perusahaan lain dalam urusan bisnis dan lain-lain.
2.      Tugas dan wewenang kepala bengkel
Mengawasi dan memantau kerja dari para mekanik, penghubung antara pegawai dengan pimpinan perusahaan dan menetapkan unit entry service ( Target Servis ).
3.      Tugas dan wewenang service advistor
Melayani pelanggan yang akan melakukan transaksi servis dan perawatan kendaraan sesuai Standard Service Transaction dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan.
4.      Tugas dan wewenang foreman
Mengatur , dan mengawasi pekerjaan para mekanik, membagikan perintah kerja yang telah dirumuskan oleh service advistor kepada mekanik, dan membantu mekanik apabila terdapat kesulitan dalam mengerjakan pekerjaannya.
5.      Tugas dan wewenang mekanik
Melayani konsumen langsung dilapangan, dan juga memberi laporan tentang hal-hal yang harus ada untuk pelayanan bagi para pelanggan.
6.      Tugas dan wewenang pegawai spare part
Menyediakan spare part yang diperlukan oleh mekanik, serta melaporkan tentang kondisi, dan jumlah spare part yang tersedia.

2.6.          Fasilitas – fasilitas Pendukung di  Bengkel PT Budi Jaya Mobilindo
Fasilitas pendukung di bengkel PT Budi Jaya Mobilindo antara lain :
a.       1 unit mobil THS ( Toyota Home Service ).
b.      LED TV dan AC di ruang tunggu konsumen.
c.       1 unit playstation 2 di ruang istirahat mekanik.
d.      3 unit personal komputer di ruang service advistor.
e.       1 unit personal komputer di ruang kepala bengkel.
f.       Peralatan SST yang cukup lengkap.
g.      Tersedianya layanan EM ( Express Maintenance ).
h.      Tersedianya 4 lift stall.


BAB III
KAJIAN TEORITIS
3.1.       Sistem Rem Cakram
Rem berfungsi untuk :
a.       Mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan.
b.      Memungkinkan parkir pada tempat yang menurun.
c.       Sebagai alat pengaman dan menjamin pengendaraan yang aman.



Rem cakram (disc brake) terdiri dari cakram ( brake disc ) yang terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, dan brake pads yang berfungsi untuk mendorong dan menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan karena gesekan antara brake pads dan brake disc.
Rem cakram memiliki beberapa keuntungan dan kerugian :
Keuntungan :
·         Radiasi panas baik.
·         Bila terkena air lebih cepat kering.
·         Konstruksi sederhana.
·         Mudah dalam perawatan serta penggantian pad.
Kerugian :
·         Self energizing effect kecil.
·         Membutuhkan tekanan hidraulis yang besar.
·         Pad lebih cepat aus.



A.    Komponen – komponen Rem Cakram
1.      Cakram ( Brake Disc )
Disc rotor terbuat dari besi tuang dalam bentuk solid (biasa) dan berlubang-lubang untuk ventilasi. Tipe ventilasi digunakan  untuk menjamin pendinginan yang baik karena tipe ini dapat mensirkulasikan udara dengan baik untuk mencegah terjadinya fading (koefisien gesek berkurang), sehingga tipe ini banyak digunakan pada kendaraan.



2.      Pad Rem ( Brake Pads )
Pad (disc pad) terbuat dari campuran metallic fiber dan serbuk besi, yang disebut semi-metallic disc pad. Pada pad diberi celah untuk menunjukk an tebal batas pad yang diijinkan (mempermudah pemeriksaan).
Pada beberapa pad terdapat anti - squel shim yang berfungsi untuk mencegah bunyi saat pengereman, dan pad wear indicator untuk menginformasikan keausan pad yang sudah tipis.

3.      Kaliper Rem ( Brake Caliper )
Kaliper Rem ( Brake Caliper ), berfungsi sebagai tempat komponen – komponen rem cakram. Pada kaliper rem terdapat piston yang berfungsi untuk mendorong pad rem, sehingga pad rem dapat menjepit cakram dan bleeder plug yang berfungsi untuk membuang udara pada sistem rem.
Kaliper rem terdiri dari 2 tipe, yaitu :
a.       Fixed Caliper
Pada caliper tipe ini, terdiri dari 2 buah piston pada sisi kanan dan sisi kiri caliper. Daya pegereman didapatkan bila pad ditekan piston secara hidraulis pada kedua sisi brake disc. Pada kendaraan Toyota, tipe ini digunakan pada Toyota Fortuner dan Hilux.

b.      Floating Caliper
Pada brake caliper tipe ini terdapat 1 piston yang digunakan untuk mendorong brake pads. Tekanan hidraulis dari master cylinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan disc. Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (B) menyebabkan caliper bergerak ke kanan dan menjepit ca kram dan terjadilah pengereman.
Pada kendaraan Toyota, tipe ini digunakan pada kendaraan penumpang seperti Avanza dan Kijang Innova.


3.2.  Tune Up
Tune up merupakan pekerjaan pemeriksaan, dan penyetelan secara berkala pada mesin yang dilakukan seorang mekanik yang bertujuan untuk merekondisikan mesin agar performanya dapat maksimal. Tune up harus selalu dilakukan pada kendaraan sehingga kendaraan selalu siap bila digunakan kapanpun. Pekerjaan – pekerjaan yang termasuk pekerjaan tune up pada mesin mobil yaitu :
1.      Pemeriksaan pada sistem pelumasan.
2.      Pemeriksaan pada sistem pengapian.
3.      Pembersihan saringan udara.
4.      Pemeriksaan pada sistem bahan bakar.
5.      Pemeriksaan pada sistem pendinginan.
A.    Pemeriksaan pada sistem pelumasan.
Sistem pelumasan merupakan suatu sistem pada mesin yang berfungsi untuk mensirkulasikan oli mesin supaya oli mesin dapat melumasi bagian – bagian mesin yang bergerak. Oli pelumas yang digunakan kekentannya harus sesuai dengan standar SAE ( Society of Automotive Enginery ) dan kualitasnya harus sesuai dengan standar API ( American Petroleum Institute ). Oli pelumas yang banyak digunakan pada kendaraan Toyota pada umumnya digunakan oli mesin dengan standar SAE 15W – 30 dan standar API SM.
Pekerjaan Tune Up yang harus digunakan pada sistem pelumasan mesin adalah :
1.      Pemeriksaan kualitas ( mutu ) dan kekentalan oli mesin.
Pemeriksaan kualitas dilakukan secara visual dengan cara melihat warna oli mesin. Apabila warna oli mesin telah menghitam, maka oli mesin tersebut terdapat banyak kotoran sehingga oli mesin harus diganti. Pada kendaraan Toyota, penggantian oli mesin harus dilakukan tiap 5.000 KM.
2.      Pemeriksaan kuantitas/kecukupan oli mesin.
Pemeriksaan kuantitas oli mesin pada oil pan dilakukan dengan menggunakan oil dip stick. Jumlah  minyak  harus  di  garis  F,  jika  minyak berada di bawah F maka minyak pelumas harus ditambah.

3.       Penggantian Oil Filter.
Oil filter pada mesin harus diganti secara rutin, sebab kotoran yang tertumpuk didalam oil filter dapat menyumbat dan merusak oil filter, sehingga kinerja oil filter akan memburuk dalam menyaring kotoran pada oli mesin. Pada kendaraan Toyota, oil filter harus diganti tiap 10.000 KM atau tiap ganti oli ke 2 dan kelipatannya.
B.     Pemeriksaan pada Sistem Pengapian.
Sistem pengapian pada kendaraan berfungsi untuk menyediakan nyala api melalui busi untuk membakar campuran udara - bahan bakar pada akhir langkah kompresi.
Pekerjaan tune up yang dilakukan adalah :
1.      Pemeriksaan baterai.
2.      Pemeriksaan busi.
3.      Penyetelan platina dan sudut dwell ( pada mesin konvensional ).
4.      Pemeriksaan kabel busi dan kabel tegangan tinggi.
5.      Pemeriksaan vacuum dan governoor advancer ( pada mesin konvensional )
6.      Pemeriksaan ignition coil.
7.      Pemeriksaan timing pengapian.

1.      Pemeriksaan baterai.
Pemeriksaan pada baterai terdiri dari pemeriksaan tegangan baterai, pemeriksaan berat jenis elektrolit, dan pemeriksaan jumlah elektrolitnya pada baterai jenis basah.
Pemeriksaan tegangan baterai dilakukan dengan menggunakan AVO meter. Baterai yang baik mempunyai tegangan normal sebesar 12 volt ( 2 volt tiap sel ), dan tegangan pengisian baterai maksimal sebesar 14 volt.
                        Pemeriksaan berat jenis cairan elektrolit ( H2SO4 ) baterai dilakukan dengan menggunakan hidrometer. Semakin lama baterai digunakan, berat jenis H2SO4 pada cairan elektrolit baterai semakin berkurang karena penguapan, sedangkan kandungan air pada cairan elektrolit semakin bertambah. Bila hal tersebut terjadi pada baterai, maka baterai tidak dapat menyimpan arus listrik dengan baik. Berat jenis cairan elektrolit baterai yang nomal ialah 1,25 – 1,27 pada suhu 200C. Pengukuran dilakukan dengan cara menghisap cairan elektrolit baterai kedalam hidrometer dengan menekan rubber bulbnya, kemudian baca hasil pengukuran pada float.

            Kondisi elektrolit :
Berat jenis pada suhu 200 C
Diagnosa
Koreksi
Lebih dari 1,30
Sangat tinggi
Tambahkan air suling
1,25 – 1,27
Baik
-
1,10 – 1,21
Kurang
Strum accu
Dibawah 1,10
Sangat kurang
Strum accu

                        Pemeriksaan jumlah elektrolit baterai dilakukan secara visual dengan melihat apakah ketinggian volume cairan elektrolit dibawah atau tepat pada garis upper level pada baterai. Bila berada dibawah garis upper level, maka tambahkan air suling pada baterai hingga ketingginnya tepat pada garis upper level.

                                                           

2.      Pemeriksaan Busi
Busi merupakan komponen pada sistem pengapian yang berfungsi untuk memercikkan bunga api melalui elektroanya pada akhir langkah kompresi. Baik buruknya kondisi busi akan mempengaruhi sempurna atau tidaknya suatu proses pembakaran pada mesin.
Pemeriksaan busi dilakukan dengan melihat secara visual kondisi elektrodanya ,melakukan pembersihan ulir dan penyetelan gap / celah antara elektroda dan massa busi menggunakan feeler gauge busi.
Elektroda busi yang masih baik bentuknya rata atau tidak cacat. Bila bentuknya tidak rata seperti terpotong ( cacat ), maka elektroda busi tersebut sudah jelek dan harus diganti. Penggantian busi juga dilakukan bila elektroda busi sudah hampir habis / terkikis.



                 
                          
Pembersihan bagian ulir busi dilakukan dengan menyikatnya menggunakan sikat busi kemudian menyemprotnya dengan tekanan angin dari kompresor. Saat melakukan penyikatan ulir busi, hati – hati jangan sampai merusak bagian elektrodanya.
Penyetelan celah / gap antara elektroda dan massa busi dilakukan dengan menggunakan feeler gauge busi. Pada kendaraan Toyota, gap busi Avanza ,Rush, Agya, Yaris, Etios, Vios dan Kijang EFI yaitu 1,00 mm, Kijang Innova 1,10 mm, dan Kijang mesin karburator yaitu 0,80 mm.

3.      Penyetelan Celah Platina dan Sudut Dwell
               Penyetelan celah platina dan sudut dwell hanya dilakukan pada mesin konvensional, sedangkan pada mesin dengan sistem kontrol elektronik atau EFI tidak dilakukan sebab mesin EFI tidak lagi menggunakan platina untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari primer koil ke massa. Mesin EFI dilengkapi dengan igniter yang untuk menyalakan percikan bunga api pada busi.
Platina pada mesin konvensional ditempatkan pada breaker plate distributor. Besar nya celah platina di setel untuk mendapatkan sudut dwell yang tepat. Sudut dwell merupakan sudut lamanya platina pada saat posisi celah platina tertutup. Sudut dwell harus distel hingga ukurannya antara 460 – 580, tetapi sudut dwell yang baik ialah  tepat pada 520. Pengukuran sudut dwell menggunakan dwell angle tester atau tune up tester.



        Besar kecilnya sudut dwell akan berbanding terbalik dengan besar kecilnya sudut platina. Semakin besar sudut dwell, semakin kecil sudut platinanya, dan semakin kecil sudut dwell, semakin besar sudut platinanya. 
        Langkah – langkah penyetelan celah platina adalah sebagai berikut :
·         Posisikan rubbing blok pada nok distributor yang rata, tempatkan feller  gauge pada diantara rubbing blok atau pada kontak point.
·         Kendorkan  baut  platina  dan  atur  celah  sesuai  dengan  ukuran  feller gauge.
·         Keraskan baut pengikat platina.
·         Dengan menggunakan dwell angel tester, periksa sudut dwell apakah sudut dwell sudah sesuai dengan stadar atau tidak. Bila tidak sesuai, setel kembali celah platina hingga sudut dwell tepat sesuai standar.

4.      Pemeriksaan Kabel Busi dan Kabel Tegangan Tinggi
                        Kabel busi berfungsi untuk menghantarkan arus listrik tegangan tinggi dari distributor ke busi, sedangkan kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menghantarkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition koil ke distributor.
                        Cara pemeriksaannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Alat yang digunakan untuk memeriksa tahanan kabel busi dan kabel tegangan tinggi adalah AVO meter.

                                    Nilai tahanan kabel busi yang baik yaitu < 25 KΩ.
5.      Pemeriksaan Vacuum Advancer dan Governoor Advancer
                        Vacuum advancer pada sistem pengapian kovensional berfungsi untuk memajukan timing pengapian berdasarkan besarnya kevakuman pada intake manifold, dengan cara memajukan platina melawan putaran poros nok distributor untuk lebih cepat membuka sehingga bunga api pada busi lebih cepat timbul. Pemajuan timing pengapian terjadi bilamana beban mesin bertambah.

                        Pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan vacuum tester atau dengan menghisap selang pemasukan yang terhubung ke intake manifold. Pada saat dihisap, breaker plate harus bergerak.

                        Governoor advancer merupakan salah satu komponen pada sistem pengapian konvensional yang berfungsi untuk memajukan timing pengapian berdasarkan putaran mesin. Pemajuan timing pengapian dilakukan dengan cara menggerakkan distributor cam lebih cepat beberapa derajat dari putaran poros distributor, sehingga pembukaan platina akan terjadi lebih cepat.
                        Pemeriksaan dilakukan dengan cara memutarkan rotor distributor berlawanan dengan arah jarum jam. Apabila rotor dapat kembali ke posisinya semula setelah diputarkan, berarti governoor advancer kondisinya masih baik, bila tidak berarti kondisinya sudah jelek dan pegas governoor harus diganti.

6.      Pemeriksaan Ignition Coil
                        Koil merupakan komponen pada sistem pengapian berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi 5.000 – 25.000 volt untuk membangkitkan percikan api pada busi.
                        Pengukuran tahanan ignition koil dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan listrik pada kumparan primer dan sekunder koil. Alat yang digunakan pada proses pengukuran tahanannya yaitu AVO meter. Spesifikasi tahanan primer koil yaitu 1,3 – 1,6 Ω, sedangkan tahanan sekundernya 10,7 – 14,5 KΩ.


7.      Pemeriksaan Timing Pengapian
                        Timing pengapian adalah saat dimana busi memercikkan bunga api. Timing pengapian merupakan awal proses pembakaran yang hasil akhirnya akan mendapatkan tekanan pembakaran maksimal. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat timing light. Kisaran timing pengapian saat selang vacuum advancer dilepas ialah 50 – 80 menjelang TMA.


C.    Pembersihan Saringan Udara
           Saringan udara merupakan bagian dari mesin yang berfungsi untuk memisahkan kotoran dari udara yang akan masuk ke intake manifold. Bila kotoran tersebut tidak dibersihkan, maka kotoran bersama – sama udara akan masuk ke mesin dan mengotori mesin dan menyebabkan mesin menjadi tersendat.
           Pekerjaan ini dilakukan dengan menyemprotkan permukaan saringan udara dengan tekanan angin dari kompresor hingga saringan udara bersih dari kotoran yang menempel.
D.    Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar
           Sistem bahan bakar berfungsi untuk mensuplai bahan bakar ke mesin sesuai dengan kebutuhan mesin. Jumlah bahan bakar yang di suplai ke mesin akan mempengaruhi baik tidaknya suatu proses pembakaran pada mesin.
           Pekerjaan – pekerjaan tune up yang berkaitan dengan sistem bahan bakar antara lain :
1.      Pembersihan fuel filter
     Fuel Filter berfungsi untuk memisahkan kotoran dari bahan bakar. Pembersihan dilakukan dengan menyemprotkan bagian dalam fuel filter dengan tekanan angin dari kompresor. Arah penyemprotan dilakukan dari saluran masuk fuel filter.
2.      Penyetelan campuran bahan bakar – udara pada karburator
     Penyetelan campuran bahan bakar – udara pada karburator dilakukan untuk mendapatkan campuran gas yang ideal sesuai dengan kebutuhan mesin. Penyetelan dilakukan dengan memutar idle mixture adjusting screw pada karburator hingga mesin tidak mengeluarkan asap yang berlebihan.

3.      Penyetelan Putaran Idle
     Putaran idle mesin ialah putaran pada mesin pada saat pedal gas tidak ditekan. Putaran idle mesin harus distel sesuai dengan putaran idle yang di rekomendasikan manual book kendaraan yang bersangkutan. Putaran idle di stel dengan memutar idle adjusting screw.

E.     Pemeriksaan Sistem Pendingin

           Pemeriksaan sistem pendingin dilakukan dengan memeriksa kecukupan air pendingin, pemeriksaan tutup radiator, kebocoran radiator, dan selang – selang cairan pendingin.

BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK
4.1.    Mengganti Brake Pads Rem Cakram Depan
1.      Alat dan Bahan
a.       Alat
-          Kunci Roda
-          Kunci Ring
-          Dongkrak
-          Jackstand
b.      Bahan
-          Brake pads baru
-          Stempet ( Grease )
2.      Keselamatan Kerja
a.       Keselamatan Alat
-          Gunakan alat – alat kerja dengan benar dan hati – hati, sesuai dengan SOP ( Standar Oprational Procedure ).
-          Jangan sampai alat kerja berserakan di tempat kerja, segera bersihkan dan simpan alat kerja ke caddy ( tempat kunci – kunci ) setelah digunakan.
b.      Keselamatan Bahan
-          Hindari kerusakan pada bahan kerja.
-          Pisahkan part – part yang telah rusak dan yang masih bagus.
-          Jangan biarkan baut – baut dan mur berserakan di tempat kerja.
-          Pasangkan fender cover, seat cover, steer cover, dan floor mat pada kendaraan.
c.       Keselamatan manusia
-          Gunakan weapack yang sesuai dengan badan kita.
-          Gunakan sarung tangan dan masker.
-          Bekerjalah dengan benar dan hati – hati.
3.      Proses Kerja
1.      Buka kap mesin.
2.      Pasang fender cover pada bagian depan kendaraan.
3.      Pasangkan seat cover pada jok supir.
4.      Pasangkan floor mat di bawah jok.
5.      Pasangkan steer cover pada steering wheel.
6.      Tarik rem tangan, kemudian kendorkan mur roda depan menggunakan kunci roda.
7.      Dongkrak bagian depan kendaraan.
8.      Pasang jackstand pada bagian frame kendaraan.
9.      Simpan kembali dongkrak ke ruang peralatan.
10.  Lepaskan mur roda. Simpan mur roda diatas caddy atau pada wadah yang telah disediakan, untuk mencegah agar mur tidak hilang.
11.  Lepaskan roda depan kendaraan. Simpan roda pada tempat penyimpanan roda yang telah disediakan.
12.  Lepaskan baut sub pin caliper dengan menggunakan kunci ring. Simpan bautnya pada wadah yang disediakan untuk mencegah baut tersebut hilang.
13.  Buka caliper, dan lepaskan brake pads dari dudukan caliper. Simpan brake pads pada wadah yang telah disediakan.
14. Sebelum melakukan penggantian brake pads, periksa terlebih dahulu keolengan Brake disc dengan menggunakan dial indicator. Bila keolengannya melebihi limit, maka brake disc harus di bubut atau di ganti. Bila brake disc masih baik, maka haluskan permukaan brake disc menggunakan amplas.
15. Bersihkan permukaan brake disc, dan brake caliper dengan menyemprotkannya dengan tekanan angin dari kompresor menggunakan air gun.
16. Sebelum melakukan pemasangan brake pads baru, pres caliper piston dengan bantuan brake pads bekas dan kunci roda. Pengeppress-an piston ini bertujuan untuk menyesuaikan pad baru dengan kaliper.
-          Untuk rem cakram kanan, pasangkan brake pads sebelah kiri pada dudukan caliper. Kemudian  pasangkan baut baut pin kalipernya ( jangan dikencangkan ). Ungkit piston dengan menggunakan kunci roda seperti gambar dibawah ini hingga piston beserta sil nya masuk seluruhnya kedalam kaliper.
-          Untuk rem cakram kiri, pasangkan brake pads sebelah kanan pada dudukan caliper. Kemudian  pasangkan baut baut pin kalipernya ( jangan dikencangkan ).  Ungkit piston kaliper dengan cara seperti pada gambar dibawah hingga piston beserta sil nya masuk ke dalam kaliper. 
17.      Pasangkan brake pads pada dudukan caliper. Jangan tertukar antara brake pads bagian dalam dan bagian luar. Brake pads bagian dalam terdapat bekas tekanan piston pada bagian belakangnya. Karena brake pads ini diganti, maka setelah pemasangan brake pads, tekan – tekan pedal rem hingga pijakan pedal rem keras.
18.      Tutup brake pads dengan brake caliper. Pasang dan kencangkan kembali baut sub pin caliper pada caliper menggunakan kunci ring.
19.      Pasangkan roda depan beserta mur-nya. Pres terlebih dahulu mur roda depan sebelum kendaraan diturunkan untuk mencegah kerusakan pada roda pada saat kendaraan diturunkan.
20.      Dongkrak bagian depan kendaraan. Lepaskan jackstand dari frame, lalu turunkan bagian depan kendaraan dengan hati – hati dengan menggunakan dongkrak.
21.      Kencangkan mur roda depan dan belakang dengan menggunakan kunci momen. Momen pengencangan mur roda adalah 12,0 Kg.m.
22.      Periksa dan sesuaikan tekanan ban depan dan ban belakang menggunakan tire pressure tester hingga sesuai standar.
Tekanan udara ban depan                         =          30        Psi.
Tekanan udara ban belakang         =          32        Psi.
23.      Lepaskan fender cover, steer cover, seat cover, dan floor mat dari kendaraan. Kemudian tutup kabin mesin.
24.      Lapor kepada foreman bahwa pekerjaan telah selesai.


4.2.      Tune Up Pada KM 30.000
Dalam hal ini, penulis akan membahas tentang pekerjaan – pekerjaan tune up untuk mesin Toyota Avanza pada KM 30.000. Pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan yaitu :
a.       Pemeriksaan Busi
b.      Mengganti filter oli mesin.
c.       Mengganti Oli mesin.
d.      Pembersihan saringan udara.
e.       Pemeriksaan kecukupan cairan pendingin mesin.
f.       Pemeriksaan baterai.
  1. Alat dan Bahan
1.      Alat
-          1 set kunci yang terdapat pada caddy mekanik, yang terdiri dari kunci sock, handle, kunci ring, kunci pas, obeng, palu, dan lain – lain.
-          Lift Stall.
-          Air gun.
-          Corong oli.
-          Bak oli.
-          Battery tester.
2.      Bahan
-          1 unit mobil Toyota Avanza
-          Oil Filter
-          Oli Mesin TGMO Semi Syntetic ( 4 liter )
  1. Keselamatan Kerja
1.      Keselamatan manusia
-          Gunakan wearpack yang sesuai dengan badan kita untuk kenyamanan.
-          Gunakan masker dan sarung tangan.
-          Gunakan safety shoes untuk melindungi kaki.
2.      Keselamatan alat
-          Gunakan alat – alat kerja dengan benar dan hati – hati untuk menghindari kerusakan pada alat kerja.
-          Simpan kembali alat kerja setelah digunakan dalam caddy apabila telah selesai bekerja, bila masih diperlukan simpan saja di atas caddy.
3.      Keselamatan bahan
-          Hindari kerusakan pada bahan kerja.
-          Pisahkan bahan kerja yang dibutuhkan dengan bahan kerja yang rusak.
-          Hati – hati dalam menangani bahan kerja.
-          Simpan baut – baut dan mur – mur yang dilepas pada wadah yang disediakan.

  1. Proses Pengerjaan
a.      Persiapan sebelum bekerja :
1.      Buka bagian kap mesin.
2.      Pasangkan fender dan grill cover pada bagian fender dan grill kendaraan, untuk melindungi kedua bagian bodi kendaraan tersebut dari kerusakan dan kotoran.
3.      Pasangkan steer cover pada steering wheel ( roda kemudi ), pada floor mat pada bagian lantai kendaraan, dan seat cover pada bagian jok supir.
b.      Pemeriksaan Busi
                                    i.            Pembongkaran :
1.      Lepaskan selang yang terpasang pada box saringan udara, dengan mengendorkan bautnya menggunakan rachet handle, sambungan pendek, dan kunci sock , lalu lepaskan selang tersebut.
2.      Lepaskan sensor THA, dan PIM serta selang pemasukannya dari box saringan udara.
3.      Lepaskan box saringan udara dari mesin, dengan cara melepaskan baut – bautnya terlebih dahulu menggunakan rachet handle, sambungan pendek, dan kunci sock. Simpan box saringan udara pada bagian rak bawah caddy.
4.      Lepaskan ignition koil ( koil ini tipe stik koil ), dengan cara melepaskan bautnya menggunakan rachet handle, sambungan pendek, dan kunci sock.
5.      Lepaskan busi dari mesin, dengan menggunakan sliding, sambungan panjang, dan kunci busi.
                                  ii.            Pemeriksaan busi :
6.      Bersihkan bagian ulir dan ujung insulator busi menggunakan sikat busi dan menyemprotkannya dengan tekanan angin kompresor menggunakan air gun. Hati – hati jangan sampai merusak electrode busi. Lalu setel celah businya menggunakan feeler gauge busi. Celah busi TOYOTA Avanza yaitu 1,00 mm. Hati – hati jangan sampai merusak elektrode dan massa busi ketika menyetel celahnya.
                                iii.            Pemasangan :
7.      Pasang kembali busi – businya pada lubang busi. Alat yang digunakan adalah sliding, sambungan panjang, dan kunci busi. Hati – hati jangan sampai merusak busi ketika mengencangkannya.
8.      Pasang kembali ignition koil pada lubang busi, lalu kencangkan bautnya. Alat yang digunakan adalah rachet handle, sambungan pendek, dan kunci sock. Hati – hati jangan sampai salah dalam memasang koil, pasang kembali masing – masing koil pada busi sesuai dengan urutannya pada saat melepas koil dari busi. Bila pemasangan koil tidak sesuai dengan urutannya, pengapian tidak akan sesuai dengan Firing Order nya.
9.      Pasang kembali box saringan udara pada mesin, dan kencangkan baut – bautnya. Alat yang digunakan adalah rachet handle, sambungan pendek, dan kunci sock.
10.  Pasangkan sensor THA, dan MAP pada box saringan udara. Dan juga pasangkan selang udara pada box saringan udara. Dengan cara :
-          Pasangkan selang udara pada box saringan udara.
-          Kencangkan baut pengikatnya, menggunakan rachet handle, beserta sambungan pendek dan kunci sock.
c.       Mengganti Oil Filter Mesin
1.      Lepaskan oil filter dari dudukannya, menggunakan oil filter wrench. Putar berlawanan arah jarum jam oil filternya untuk melepaskan oil filtyer dari dudukannya.
2.      Bersihkan dudukan oil filter dari oli mesin.
3.      Pasangkan oil filter baru pada dudukannya menggunakan tangan untuk pengerasan awalnya, dan untuk pengerasan terakhir menggunakan oil filter wrench. Jangan terlalu kencang ketika mengencangkan oil filter – nya, sebab bila terlalu kencang dapat merusak seal oli pada oil filter.
d.      Mengganti Oli mesin
1.      Persiapan pertama, siapkan wadah penampungan oli mesin bekas, sarung tangan dan lap majun. Jangan lupa menggunakan helm.
2.      Naikkan kendaraan dengan lift stall, dengan menekan tombol “Up” hingga ketinggiannya diatas kepala kita. Tekan tombol “Lock” untuk mengunci lift stall.
3.      Kendorkan drain plug oil pan menggunakan kunci ring.
4.      Lepaskan drain plug dengan tangan. Hati – hati dalam menurunkan oli mesin karena oli mesin kadang – kadang masih panas.
5.      Tampung oli mesin pada wadah penampungan oli mesin bekas yang disediakan.
6.      Setelah oli mesin dikeluarkan dari oil pan, tutup kembali drain hole oil pan dengan drain plugnya. Kencangkan drain plug-nya menggunakan kunci ring.
7.      Buang oli mesin bekas pada drum penampungan oli mesin bekas.
8.      Turunkan kendaraan. Tekan tombol “Lock” kembali untuk meng – unlock lift stall, lalu tekan tombol “Down” untuk menurunkan kendaraan.
9.      Buka tutup oli mesin, dengan menggunakan corong oli masukkan Oli Mesin TGMO semi Syntetic sebanyak 3,5 liter.
10.  Periksa kuantitas oli mesin pada oil pan mengunakan oil dip stick. Terdapat 2 garis pada oil dip stick, yaitu garis atas dan garis bawah. Pastikan jumlah oli mesin yang terukur pada oil dip stick berada di garis atas oil dip stick.
11.  Hidupkan mesin selama kurang lebih 3 menit, kemudian matikan mesin.
12.  Periksa kembali kuantitas oli mesin pada oil pan mengunakan oil dip stick. Pastikan jumlah oli mesin yang terukur pada oil dip stick tetap berada di garis atas oil dip stick.
e.       Pembersihan Saringan Udara Mesin.
Periksa saringan udara. Bila saringan udara kotor, semprotlah saringan udara dengan tekanan angin dari kompresor menggunakan air gun untuk membersihkannya.
f.       Pemeriksaan Cairan Pendingin Mesin.
Periksa air radiator pada recervoir tank nya. Pastikan permukaan air radiator berada tepat pada garis “full”, bila tidak tambahkan air pada recervoir tank-nya hingga permukaan air radiator tepat pada garis full.
g.      Pemeriksaan Baterai.
                   Pemeriksaan baterai meliputi :
1.      Pemeriksa kecukupan cairan elektrolit baterai. Pastikan bahwa cairan elektrolit baterai berada pada garis upper level. Bila tidak, tambahkan air suling pada baterai.
2.      Periksa kondisi baterai. Alat yang digunakan adalah battery tester. cara penggunaannya adalah :

    1. Hubungkan kabel berwarna merah dengan terminal positif baterai, dan kabel berwarna hitam dengan terminal negatifnya. Setelah battery tester terkoneksi dengan baterai, tekan tombol enter.
    2. Battery tester akan meminta kita untuk memilih jenis baterai, pilih “ standar “ bila jenis baterai yang digunakan adalah baterai standar. Kemudian tekan tombol enter.
    3. Battery tester akan meminta kita untuk memilih lokasi baterai ( battery location ), pilih “in vehicle”. Kemudian tekan tombol enter.
    4. Battery tester akan meminta kita untuk memilih kode baterai yang digunakan. Tekan kursor atas atau bawah hingga menemukan kode baterai yang cocok. Karena baterai yang diperiksa jenisnya standar, maka pilih “34B19”, lalu tekan tombol enter.
    5. Kemudian akan muncul tulisan “ Testing “. Tunggu hingga tulisan tersebut hilang. Setelah itu battery tester akan memberitahukan voltase atau tegangan baterai pada saat mesin tidak dihidupkan. Kemudian tekan tombol enter ketika muncul kata “ Press enter to start engine”. Hal ini menandakan bahwa battery tester akan memeriksa kondisi baterai pada saat engine di start.
    6. Hidupkan mesin. Perhatikan ukuran tegangan baterai pada saat mesin di start ( cranking result ). Setelah itu tekan tombol enter.
    7. Setelah menekan tombol enter, battery tester akan mengukur tegangan pengisian baterai ( charging voltage ). Tegangan pengisian baterai maksimal harus 14 volt. Kemudian tekan enter untuk mencetak ( printer ) hasil pemeriksaan baterai.
h.      Penutupan
1.      Periksa kembali hasil pekerjaan kita.
2.      Periksa kekerasan mur roda menggunakan kunci momen. Momen standar pengencangan mur roda yaitu 12 Kg.m.
3.      Periksa dan setel tekanan udara ban depan dan ban belakang dengan tire pressure tester. Pastikan bahwa tekanan udara ban depan 30 psi dan tekanan udara ban belakang 32 psi.
4.      Lepaskan fender cover, seat cover, gril cover, dan floor mat dari kendaraan.
5.      Tutup kabin mesin.
6.      Lapor kepada foreman bahwa pekerjaan kita telah selesai. Foreman akan melakukan test drive untuk memeriksa kondisi kendaraan.
7.      Setelah test drive selesai dan foreman memastikan kondisi kendaraan setelah tune up baik, kendaraan akan diserahkan kepada pelanggan.
8.      Bereskan kunci – kunci kedalam cady.


BAB V
PENUTUP
5.1.      Kesimpulan
            Praktek kerja industri merupakan program sekolah yang harus dilakukan oleh seluruh siswa / siswi SMK. Dengan kegiatan ini di maksud supaya kita lebih mantap lagi pendidikan kita, terutam praktik yang diperoleh di samping itu juga dengan adanya praktek kerja industri ini siswa dapat memperoleh gambaran sacara langsung pada situasi pekerjaan di perusahaan dan serta menerima kesempatan kepada siswa untuk melatih kerja secara langsung dan disiplin kerja yang tinggi agar kelak di kemudian hari tidak merasa canggung lagi. Disamping itu juga mudah-mudahan nantinya dapat menjadi tenaga kerja yang handal
5.2.     Saran
1.    Sebaiknya pelaksanaan prakerin itu dilaksanakan pada waktu kelas XI sebab yang kami rasakan adalah terlalu merepotkan apabila segala macam tes dan kewajiban yang harus kami lakukan di tumpuk pada satu tahun ( kelas XII ), seperti pelaksanaan prakerin itu sendiri, pembuatan laporan,  sidang prakerin, ujikom, UN, US, belum lagi kami harus mengejar ketertinggalan pelajaran untuk semester ini.
2.    Pembimbingan selama waktu kegiatan prakerin haruslah merata dan sering dilaksanakan, tidak hanya ke beberapa orang di instansi yang sama sedangkan yang lainnya tidak,juga jangan hanya sekali karena akan ada rasa berbeda bila kami siswa prakerin diberi perhatian lebih dan dibantu dalam mengatasi masalah-masalah yang kami hadapi di tempat pelaksanaan prakerin.
3.    Para pembimbing pra sidang seharusnya menyibukan diri dengan siswa prakerin karena saya melihat banyak sekali yang kebingungan bagaimana menyusun laporan prakerin yang baik. Kalaupun tidak, berilah penjelasan yang sejelas jelasnya tentang bagaimana cara pembuatan laporan prakerin yang baik dan benar.

4.    Pihak sekolah seharusnya lebih profesional dalam memilih instansi apa yang mencetak buku jurnal prakerin karena kualitasnya yang sangat aneh dan desain yang sangat menjauhkan nama sekolah kita sebagai sekolah percontohan. Lebih baik pendesainan buku jurnal tersebut diserahkan atau di lombakan kepada siswa seluruh sekolah atau kepada kami siswa prakerin khususnya jurusan Otomotif.

DAFTAR PUSTAKA
New Step 1 Training Manual Toyota
Training Centre Isuzu
Toyota Astra Motor Buku Servis Berkala Avanza